Pejabat Myanmar Janji Akan Pulangkan Rohingya 

Pejabat Myanmar Janji Akan Pulangkan Rohingya 

Metroterkini.com - Usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, seorang pejabat Myanmar berjanji memulangkan para pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan di negara bagian Rakhine sejak akhir Agustus lalu.

“Myanmar sepakat akan mengembalikan pengungsi dari Bangladesh,” kata Penasihat Keamanan Nasional U Thaung Tun usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Retno di sela Bali Democracy Forum di Serpong, Banten, Kamis (7/12).

Dia mengatakan repatriasi pengungsi ini akan berjalan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama Bangladesh. Meski begitu, Thaung Tun menekankan kembali bahwa kesepakatan ini berlaku bagi pengungsi yang bisa membuktikan diri pernah tinggal di Myanmar.

Untuk itu, Myanmar melakukan proses verifikasi sebelum memulangkan para pengungsi dengan menunjukkan dokumen yang bisa membuktikan hal tersebut.

Thaung Tun mengatakan saat ini pemerintahnya masih terus mengerjakan kesepakatan itu bersama Bangladesh.

Dalam pertemuan bilateral dengan Retno, Thaung Tun juga mengungkapkan apresiasi kepada Indonesia yang dinilai telah berperan banyak membantu Myanmar menangani krisis pemicu eksodus ratusan ribu pengungsi ini.

Dia juga mengatakan Myanmar sangat berterima kasih kepada Indonesia yang telah menyalurkan sejumlah bantuan secara inklusif terhadap negaranya dalam penyelesaian konflik ini, mulai dari bantuan logistik hingga infrastruktur seperti pembangunan rumah sakit di utara Rakhine.

“Indonesia memainkan peran yang sangat positif dalam membantu kami. Bantuan ini sangat konstruktif. Kami harap hubungan kedua negara bisa terus berkembang,” kata Thaung Tun.

Myanmar terus menjadi sorotan internasional sejak krisis kemanusiaan yang dipicu bentrokan antara kelompok bersenjata dan militer di pecah di Rakhine pada 25 Agustus lalu.

Sejak itu, laporan kekerasan, penyiksaan, hingga pembunuhan yang mengincar etnis minoritas Rohingya terus bermunculan. Kekerasan tersebut diperkirakan telah menewaskan 1.000 orang, terutama Rohingya.

Meski Myanmar dan Bangladesh sudah sepakat memulangkan para pengungsi, sebagian besar di antaranya merasa pesimistis bisa kembali ke rumah mereka di Rakhine karena khawatir tidak bisa lolos verifikasi.

Sebab, sebagian besar Rohingya selama ini dianggap sebagai imigran ilegal asal Bangladesh dan tidak diakui status kewarganegaraannya. [cnn]

 

Berita Lainnya

Index